Cerpen "pembacaan puisi vania"


 *Miko berkata didepan kaca*
 “kamu itu seperti matahari,matahari itu seperti kamu,seperti itu matahari kamu”.
Malam ini Miko akan datang diacara pembacaan puisi yang dibuat oleh gebetan baru Miko,namanya Vania.Miko sudah nyiapin puisi karya dia sendiri,dia sudah ngetes puisi buatannya ke teman-teman.Dan tanggapan mereka,mereka nggak pernah bales lagi telfon Miko. 
*Anca,sang pembantu Miko sedang menyemprot obat nyamuk di rumah kontrakan Miko*.
Tiba-tiba Zubaidah pembantu sebelah datang.
Mas.Anca lagi ngapain? “tanya Zubaidah”.
 Banyak nyamuk! “jawab Anca yang tanpa henti menyemprot obat nyamuk itu”.
 Banyak nyamuk mas? “Tanya Zubaidah lagi”.
 Iya,banyak! “jawab Anca”. 
Nyebelin ya? “ seru Zubaidah”. 
Iya! “jawab Anca”. 
*Anca dan Zubaidah tetangga sebelah punya banyak kesamaan,mereka sama-sama nggak suka nyamuk*. ******
*Rian,sahabat Miko menuruni tangga sambil bertanya kepada Miko* 
“berangkat sekarang nggak nih??”. 
Bentar-bentar,gue masih belum yakin nih. “jawab Miko”.
 Mik,dengerin gue ya! Membaca puisi itu 110% Cuma tergantung pembawaan loe diatas panggung. “seru Rian”. 
Yaitu dia,nanti diatas panggung gue gerogi “jawab Miko”. 
Ya loe minum obat penenang atau apa gitu! “jawab Rian”. 
Ya,loe lupa saat gue salah minum obat jadinya kayak gimana? “tanya Miko”. 
***ngebayangin saat dulu Miko salah minum obat sampai mulutnya berbusa***

Hmmm,Mik.. “kata Rian sambil meletakan buku kumpulan puisi miliknya diatas meja”. 
Loe udah tau,urutan tampil nanti malem? “tanya Rian”. 
Disana baru ditentuin! “jawab Miko”. 
Gue tampil abis loe ya! “pinta Rian”.
 Ok! “jawab Miko”. 
***Rian duduk di kursi lalu berkata***
Gue selalu merasa bakat gue itu dinulis dan baca puisi.Waktu gue SMP,gue pernah bacain puisi buatan gue sendiri dihadapan banyak orang.Semua orang tepuk tangan…
***Kebetulan waktu itu ulang tahun gue juga***…

 ***Diluar rumah,Anca dan Zubaidah masih asik mengobrol***.
 Kalau kamu suka lagu kayak apa? “tanya Anca yang tak henti-hentinya     menyemprotkan obat nyamuk”. 
  Suka lagu-lagu yang liriknya romantis. “jawab Zubaidah”.
  **Hp Miko berbunyi** 
  Nha,Vania sudah nanyain,dan kita harus kesana sekarang. “ajak Miko ke Rian”. 
  Mas Anca!! “Rian memanggil mas.Anca”. 
  **Mas.Anca masuk dan obat nyamuk masih disemprot**.
  Ini ngapain lagi,obat nyamuk dibuang-buang gitu? “sentak Rian”.
  Kita mau pergi,titip rumah ya! “kata Rian”.
 “mas.Anca mengangguk”. 

**Miko dan Rian sudah sampai di acara Vania,mereka berdua langsung mengisi daftar tamu.**
Mana Vania-Vania itu? “tanya Rian”. 
Vania,,,vania,,,hhmmmm itu ! ! “Miko mengacungkan jari telunjuknya ke seorang cewek”. 
 **Vania menghampiri Rian dan Miko**.
 Miko,bilamana kamu datang?? “tanya Vania yang jago puisi itu”. 
 Bilamana? “jawab Miko bingung”.
 Kapan! “jawab Vania ketus”.
 Ohh,,barusan. “jawab Miko”. 
Jalan yang penuh dengan manusia ya? Manusia yang tergesa-gesa ke tempat hiburan,mencari kesenangan didunia yang fana ini.Sebelum mereka mati. “kata Vania dengan gaya puitisnya”.
Bisa gitu kok bisa. “jawab Miko”.
Ini Rian,, “kata Miko sambil menepuk pundak Rian”.
Halo! “kata Rian”. 
Rian,nama dari bahasa gelik.Artinya agung,kokok,besar.Rian,nama raja-raja. “kata Vania,dengan saya puitis”.
Kalo miko? “tanya Miko”.
 Itu sih,biasanya nama anjing. “ jawab Vania ketus”. 

Dimalam hari ini,kita kedatangan tamu special seorang budayawan dan juga penyair terkenal yaitu ibu Yayang Dewiana Purnamawati.Beliau juga akan mengomentari teman-teman semua dalam pembacaan puisi diatas panggung ini. “seru MC”. 
**dan semua orang bertepuk tangan**.

Teman-teman,untuk penampilan pertama kita hari ini yaitu ketua komunitas kita,Vania “seru MC dengan penuh semangat”.
Kemarin aku ingin mati,dibawah kerlip lampu neon ibukota.Karena kalian semua,dengan Handphone,internet,laptop.Telah membuat aku menggigil sendirian. “kata Vania dengan sangat puitis.
**semua orang di tempat itu tepuk tangan**
Menurut saya,puisi ini secara jeli menerjemahkan kebingungan manusia dengan modernisme yang tersembunyi pada hilangnya koneksi suatu manusia yang satu dengan yang lain’nya.Puisi yang sangat menakjubkan “komentar bu Yayang”

**dirumah,Anca sedang membacakan kumpulan puisi Rian untuk Zubaidah**
Disaat ini,aku terlena dalam symphoni kekagumanku kepadamu “seru Anca sok puitis”
Keren mas,tapi artinya apa ya? “tanya Zubaidah”
Nggak tau “jawab Anca singkat”
Coba yang ini aja ni “seru Anca yang ingin membacakan puisi yang lain”
Bensin 200ribu,makanan kucing 250ribu,sisa utang miko 25ribu “Seru Anca sok puitis”
Itu bukannya daftar pengeluaran ya mas? “tanya Zubaidah kebingungan”

**Miko sedang di luar tempat lomba puisi**
Mik,buruan abis ini loe maju “Seru Rian”
Ini,gue masih belum yakin yan “jawab Miko”
Nhah,buku puisi loe mana? “tanya Miko”
Adak kok di,,,,, “jawab Rian sambil mencarinya di saku”

**Anca dan Zubaidah masih asik ngobrol di rumah Miko**
Kalau aku suka puisi Chairil Anwar mas “seru Zubaidah”
Anwar??? Anak mana dia?? “Tanya Anca bego”
*Tiiitttt HP Anca bordering*
Buku? Ya ada mas ada “jawab Anca”
*Anca mengantar buku puisi Rian ke tempat lomba puisi itu*

Selanjutnya adalah Miko “seru MC”
Kamu itu seperti matahari bersinar sepanjang pagi kecuali saat mendung soalnya banyak awan,udah. “Miko sangat kaku membaca puisi pendeknya”
Apa’an itu barusan? Belum pernah saya mendengar puisi cemen seperti itu.Puisi itu tadi ya,seperti anak kecil yang dikasih alkohol,lalu disuruh mabuk,lalu disuruh bolpen sama kertas gitu lalu disuruh bikin puisi. “Komentar bu Yayang karena marah pada Miko”
Makasih “jawab Miko Datar”
Selanjutnya adalah,Rian “seru MC”
Gue! “kata Rian ke Miko”
Bukannya buku puisi loe ketinggalan dirumah? “tanya Miko pada Rian”
Iya gue tau,ya ini bedanya gue sama loe.Loe tuh masih terpaku sama kertas.Gue,tau caranya improvisasi. “jawab Rian dengan PDnya”
Rian naik panggung,namun beberapa saat kemudian dia pingsan.
**Kenapa?Gue udah lama nggak ngomong di depan banyak orang** “kata Rian”

**Anca sudah sampai ditempat lomba puisi tersebut**
Kayaknya udah pada maju semua ya? Atau masih ada yang mau maju lagi? “seru MC”
*Anca mengacung tangan ke Rian,namun malah dianggap ingin maju membaca puisi oleh MCnya*
Ya,ayo mas-mas yang lusuh itu maju “seru MC”
Saya,tidak tahu kenapa saya disini,lebih baik saya tidak berada disini mungkin lebih baik saya turun  dan meninggalkan panggung ini “seru ANca diatas panggung”
*Semua orang ditempat itu malah suka dan bertepuk tangan,padahal Anca nggak bermaksud membaca puisi*
Puisi ini adalah tentang eksistensi manusia,yang belum pernah saya dengar sebelumnya “komentar bu.Yayang yang terkagum-kagum dengan mas.Anca”
**Dan akhirnya mas.Anca dijadikan pemenang lomba pembacaan puisi malam itu**

Post a Comment

2 Comments

  1. mungkin maksud anda Silvia..

    ReplyDelete
    Replies
    1. hehehe
      iya asli'nya SILVIA
      namun karena ini TUGAS SEKOLAH jadi saya ganti gan :D
      biar nggak ketahuan sama gurunya hahahaha

      Delete

Berkomentarlah sesuka hati kalian, bebas promo blog kalian di blog ini, asal nggak promo blog yang porno atau perjudian, terimakasih